5 Kejadian Aneh yang Sering Dijumpai di Starbucks

starbucks

Dibandingkan ngopi di kafe sejenis lainnya, saya memang paling sering ngopi di Starbucks. Terkecuali di sekitar Starbucks ada Bengawan Solo yang saya favoritkan Kopi Vietnam-nya.

Nah, karena terbilang sering ngopi di Starbucks. Saya sering tuh mengalami atau melihat kejadian-kejadian yang mungkin juga pernah dialami pelanggan Starbucks lainnya. Tentu aja ini kejadian-kejadian ini di luar meeting atau sekedar nongkrong bareng teman. Apa saja sih?

1. Pesan Satu Gelas, Nongkrong Seharian, Sendirian Pula

1402518899000-xxx-san-jose-2
foto: adweek.com

Starbucks memang jadi spot yang enak banget buat kerja, nongkrong, atau cuma bengong. Tapi terkadang karena tempatnya yang enak inilah, terkadang dimanfaatkan orang buat membuang waktunya.

Saya pernah meeting sore dengan klien di Starbucks Sky Building Thamrin. Nggak jauh di meja yang saya duduki, ada cowok sendirian duduk di pojokan dekat pintu masuk. Dia asyik main tablet dan sesekali menyeruput kopi dari gelas yang isinya tinggal setengah.

Sekelar meeting, karena masih terlalu ‘sore’ (padahal udah malam), saya akhirnya memutuskan buat nonton film di Jakarta Theatre. Saya agak lupa judul filmnya, yang pasti durasinya 2 jam lebih. Pas filmnya kelar, kebetulan perut keroncongan. Akhirnya saya makan sop ceker Pak Gendut yang ada di seberang jalan.

Kurang lebih saya menghabiskan waktu 6 jam di lokasi tersebut dan ketika saya mau ke Burger King yang lokasinya bersebelahan dengan Starbucks, saya masih melihat cowok itu di meja yang sama dengan kondisi yang sama: mainin tablet. Di meja itu terlihat pula gelas plastik kopinya udah habis, malah bisa dikatakan kering kerontang.

Entah galau atau memang lagi menunggu seseorang, cowok itu benar-benar punya tingkat betah yang sangat tinggi di Starbucks. Jangan salahkan dia sih, secara tempatnya juga enak. Cuma kan bikin kesal aja kalo pas lagi rame-ramenya dia malah nyantai di sana seharian, sementara orang yang benar-benar butuh duduk malah terpaksa harus pindah lokasi.

2. Prospek MLM, Asuransi, atau Peluang Investasi

1200
foto: unionstatic.com

Biasanya sih ini terjadi di sore hari atau siang hari di weekend. Mungkin karena diajak reunian atau kangen-kangenan yang ujung-ujungnya malah diprospek temen yang gabung MLM, Starbucks bisa jadi tempat yang traumatik buat korban prospekan.

Ciri-ciri terjadinya prospekan MLM, asuransi, atau peluang investasi di meja Starbucks adalah salah satu orang megang kertas atau buku yang dicorat-coret sambil sesekali ngomong “nanti biasanya elo bisa dapat segini” atau “gue aja bisa, kenapa elo gak?”. Sementara yang satu lagi (si ‘korban’) ekspresinya kosong antara menyesal udah datang ke Starbucks atau memang karena memang nggak ngerti apa yang temennya omongin.

Kalo udah kondisinya kayak begini, setinggi-tinggi kafein Espresso, kayaknya nggak bakalan bisa menolak kantuk si ‘korban’ yang lagi dirayu-rayu supaya bergabung. Dia cuma angguk-angguk aja tanda mengerti atau setuju, padahal hati kecilnya sedang berteriak “bangke luh!”.

3. Kencan Buta

ht_starbucks_02_lb_150128_16x9_992
foto: abcnews.com

Makin maraknya para jomblo menggencarkan serangannya ke social media atau aplikasi kencan semacam Tinder, bikin Starbucks jadi spot yang populer buat ketemuan alias kopi darat. Apalagi namanya juga familiar dan lokasinya strategis, jadi orang nggak perlu nanya-nanya lagi. Paling nggak mengurangi PR nanya-nanya ke satpam atau orang lain.

Adegan kencan buta biasanya diawali dengan salah satu cowok/cewek yang sudah lebih dulu di meja. Kalo yang berharap ditraktir sih langsung duduk sambil menunggu calon pacarnya datang. Sedangkan yang punya duit lebih biasanya lebih suka memesan dan langsung duduk buat nunggu.

Nggak lama, datang deh calon pacar yang ditunggu-tunggu. Pembicaraan telepon yang sering kedengeran di kuping saya sih biasanya semacam, “hey, gue di meja ujung pakai topi kupluk dan kaos ketat warna pink”. Setelah itu, biasa terjadi basa-basi semacam “udah makan belum? mau pesan apa?”

Obrolan-obrolan yang memperkuat dugaan kalo mereka sedang menjalani kencan buta nggak jauh-jauh dari tinggalnya di mana, hobinya apa, pekerjaan apa. Ya, mirip semacam sensus penduduk gitu deh.

4. Suami yang ‘Dibuang’ Istri

b06meayccaertdl
foto: Twitter/Stevenbrody

Kalo weekend ke Starbucks, jangan heran deh scene-nya kebanyakan om-om gitu. Mereka biasanya duduk sambil mainin hape atau tablet dengan setelan yang kasual, misalnya sendal jepit dan celana pendek.

Buat cewek-cewek yang fetish sama om-om macam begini, jangan pasang tatapan nakal dulu. Soalnya, nggak bakalan lama istrinya dateng dengan setumpuk belanjaan yang ditenteng di kedua tangannya dan malah ada yang bawa anaknya juga, berikut babysitter tentunya.

Maklum, Starbucks kan tempat paling aman bagi para suami buat nunggu istrinya yang lagi asyik belanja di mal. Dipikirnya dari pada kaki pegal-pegal anterin belanja, lebih baik duduk manis di Starbucks.

Kenapa harus Starbucks? Ya, karena om-om itu nggak mau makan berat. Kalo makan berat, pastinya lebih milih bareng keluarganya di restoran yang jual junkfood. Selain itu, Starbucks juga nggak ada lady escort-nya, makanya jadi tempat nunggu yang paling diizinkan sang istri, jika dibandingkan harus nunggu di tempat-tempat semacam spa dan sauna gitu.

5. Nama-nama Aneh di Gelas

2013-11-01-starbucks
foto: huffingtonpost.com

Udah jadi tradisi kalo di Starbucks, pelanggan ditanya namanya dan kemudian ditulis di gelas buat nanti dipanggil. Dulu sih orang masih nurut aja nama aslinya ditulis di gelas itu, tapi makin ke sini kayaknya orang lebih butuh privasi atau malu sama nama aslinya yang jelek.

Saya pernah lho denger mbak-mbak Starbucks manggil nama “Sixpack” ternyata yang datang cowok kribo dan berbadan tambun. Ada juga yang pakai nama superhero semacam Iron Man, Superman, dan lainnya. Teman saya sendiri malah pernah pakai nama Doraemon hahaha…

Biasanya sih mereka menggunakan nama-nama itu karena nama aslinya susah disebut. Teman saya misalnya yang namanya Mita, selalu pesanannya ditulis dengan Nita. Saya aja sering ditulis dengan nama Rendra atau Andra. Tapi ada juga yang pengen sekedar seru-seruan aja. Makanya saya belakangan pesan kopi Starbucks dengan nama-nama tokoh, misalnya Jokowi, Prabowo, sampai Fahri Hamzah. Kalo pengen agak sensasional saya juga pernah pakai nama Jonru hahaha…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *