Countdown: Aplikasi Maut yang Menghitung Mundur Ajal

Sebenernya saya nonton film Countdown cuma dikarenakan pengen nonton di bioskop yang studionya sepi. Hampir nggak punya ekspetasi berlebihan kalo film ini bakal sebagus apa gitu. Tapi, ternyata film ini bagus banget!

Ide ceritanya simpel banget, bisa dibilang Countdown merupakan film horor yang ringan, nggak bikin penontonnya terlalu mikir, tapi kualitas ketegangannya terjaga. Film ini sukses bikin satu studio duduk gelisah dan teriak-teriak karena adegan jumpscare-nya yang nggak diduga-duga dan nggak norak.

Apa jadinya kalo umur kita tinggal dua detik lagi? Hiiy….

Film diawali oleh sekelompok remaja yang lagi party-party dan mengisi keisengan dengan menginstal aplikasi Countdown yang bisa menampilkan waktu mundur kematian penggunanya. Jadi, bagi yang waktunya paling pendek maka dia kalah.

Sialnya, salah satu cewek punya waktu kematian tinggal 3 jam, sementara teman-temannya ada yang sampai 90 tahun. Buat yang punya waktu puluhan tahun sih pastinya seneng-seneng aja, tapi gimana dengan yang waktunya tinggal hitungan jam? Pastinya galau dong ya.

Jadi, tiap pengguna yang telah memasuki waktu kematian bakalan didatangi sama iblis berwujud menyeramkan. Ya, mirip-mirip mantan terjelek yang kecebur di got gitu deh. Serem banget kan?

Nah, hingga akhirnya Quinn Harris (Elizabeth Lail), seorang suster di sebuah rumah sakit penasaran menginstal Countdown karena salah satu pasien yang mau dioperasi mengaku paranoid karena ajalnya tinggal sehari lagi berdasarkan hitung mundur aplikasinya. Pasien ini merupakan cewek yang jadi korban pertama aplikasi tersebut di film ini.

Quinn udah mulai stres begitu tahu ajalnya dalam hitungan hari.

Quinn yang dapat waktu mundur kematian tinggal 3 hari lagi awalnya santai-santai aja, tapi kemudian tiba-tiba pasiennya itu ditemukan meninggal di ruang exit rumah sakit. Dia semakin cemas karena setelah berhasil membobol akses smartphone si pasien, didapati bahwa aplikasi itu menunjukkan waktu mundur “0”.

Makin dikitnya waktu yang tersisa bagi dia menikmati hidup berdasarkan hitung mundur aplikasi Countdown, tentu aja bikin Quinn stres berat. Berbagai cara pun dilakukan supaya dia bisa selamat dari ancaman iblis pencabut nyawa.

Jujur aja, saya menonton film ini tanpa melihat sinopsis atau resensinya. Bahkan trailer-nya pun nggak ditonton. Alasan saya nonton cuma satu: karena ini film horor.

Setelah menonton film ini, saya terheran-heran, kenapa bisa nggak happening ya? Padahal, pemutarannya bertepatan dengan waktu perayaan Halloween. Entahlah, mungkin kurang promosi atau memang

Nggak cuma menawarkan ketegangan, akting Elizabeth Lail di film ini juga oke banget. Buat penggemar serial You di Netflix pasti sudah familiar sama paras cantiknya dia sebagai Guinevere Beck.

Berdasarkan penilaian aktingnya dan parasnya yang menjual, kayaknya Elizabeth perlu banget sering muncul di film Hollywood. Maklum, berdasarkan data di IMDB, film Countdown merupakan proyek akting satu-satunya yang dia bintangi. Sementara untuk tahun depan masih kosong. Oh, come on Hollywood!

Balik lagi ke film Countdown, pesan moralnya adalah jangan pernah lupa untuk baca term & condition (syarat dan ketentuan) setiap kita mau instal aplikasi apapun. Karena keengganan kita membaca poin tiap poinnya bisa membahayakan diri sendiri.

Pernah baca term & condition aplikasi sampai habis? Sama. Saya juga nggak pernah! Hahaha…

Skor: 8,5/10

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *