Kenangan Akan Keunggulan Astro TV yang Tak Tergantikan TV Kabel Lain

foto: reuters

“Chan, Astro udah gak siaran lagi ya?” begitu SMS salah satu teman saya tadi sore. Sesama pelanggan Astro, memang kadang-kadang saya SMS-an sama dia tentang Astro, mulai dari program-programnya, sampai cewek-cewek cantik yang muncul di salah satu programnya. Kebetulan, dia berlangganan Astro juga atas rekomendasi saya. Jadi, membaca SMS yang dikirim tersebut, selain membuat dahi saya berkenyit kebingungan juga menduga-duga: apa mungkin?

Begitu sampai di rumah, langsung aja saya switch siaran TV lokal ke Astro. Ternyata benar, di layar TV tertampil tulisan notifikasi yang kira-kira berisi: Mohon maap kepada seluruh pelanggan Astro, Anda tidak dapat menikmati siaran kami hingga pemberitahuan selanjutnya. Untuk pelanggan yang sudah melakukan pembayaran di muka, akan dihubungi untuk proses refund.

Notifikasi tadi tentu saja bernuansa ambigu, apakah siaran Astro akan terhenti selamanya atau sementara saja? Akhirnya begitu saya coba mengunjungi situs Astro di www.astro.co.id, ternyata langsung dialihkan ke situs PT. Direct Vision, selaku operator Astro di Indonesia. Pada halaman muka situs itu tertulis informasi yang hampir sama dengan notifikasi yang ada di layar TV.

Lemas. Itulah ritmik tubuh saya merespon apa yang saya baca dari notifikasi tersebut. Bukan karena saya terlanjut membayar iuran untuk bulan ini, tetapi sedih juga rasanya membayangkan hari-hari saya tanpa siaran Astro.

Harus saya akui, terlepas dari sekelumit permasalah PT. Direct Vision dengan negara ini, siaran Astro menurut saya lebih baik dibandingkan operator TV berlangganan lainnya, baik dari program, kualitas gambar, penagihan, hingga pelayanan customer service-nya yang sangat responsif.

Kalaupun ada gangguan, biasanya siaran Astro sedikit terganggu kalau cuaca buruk. Saya sih cukup maklum saja, karena berdasarkan informasi yang saya tahu dari beberapa pengamat frekuensi, satelit KU-Band yang menjadi perantasa pengiriman sinyal Astro memang tidak tahan terhadap cuaca buruk.

Tetapi untuk kualitas gambar sangat baik dibandingkan satelit CU-Band yang dipakai operator TV berlangganan lainnya, karena pengiriman byte-rate-nya lebih banyak. Inilah yang menyebabkan saya bertahan sebagai pelanggan Astro sejak dua tahun lalu.

Selain tidak dapat menikmati siaran Astro–meskipun rata-rata nonton TV saya per hari tidak lebih dari 3 jam–masalah lain yang cukup saya sayangkan adalah keberlangsungan karyawan PT Direct Vision itu sendiri dan para reseller Astro. Kebayang di benak saya adalah PHK besar-besaran efek dari penghentian siaran.

Kini sekalipun saya sudah berlangganan TV kabel dari provider lain (setelah sekian kali berganti-ganti), saya harus akui nggak ada yang sebaik Astro dari kualitas acara in-house, kualitas gambar, sampai pelayanan pelanggannya.  Bye…bye…Astro…

*Disadur dari blog Planetmiring.com (21/10/2008)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *