3 Jenis Penderitaan yang Diakibatkan Salah Pilih Genteng

Tiang memang fondasi penting dalam sebuah bangunan, tapi bukan berarti atap jadi urusan yang sepele. Sayangnya nggak semua orang mementingkan kebutuhan atap pada rumahnya. Yang penting terlindung dari hujan, peran genteng dianggap sesepele itu.

Padahal, buat mereka yang mau punya rumah dengan arsitektur keren dan nyaman buat dihuni, fungsi genteng itu penting banget. Nilai estitika sebuah rumah kan nggak cuma dilihat dari tembok dan halamannya aja, tapi juga bagian atapnya.

Nah, buat urusan atap-atapan, tanpa disadari ada hal-hal yang mengganggu tapi dianggap biasa aja sama kebanyakan orang Indonesia. Apa aja sih?

1. Warna Tidak Senada dengan Cat Tembok

39455d1286553769-would-your-recommendation-roof-ugly-tile
foto: nachi.org

Apapapun warna temboknya, pasti gentengnya berwarna bata. Ini udah jadi pemandangan umum di Indonesia. Padahal warna dari genteng jenis keramik ini belum tentu cocok sama warna cat tembok yang digunakan. Percaya deh, sekeren-kerennya arsitektur eksterior rumah kamu, pasti akan kelihatan seperti bangunan tua jika menggunakan genteng jenis ini. Niat hati bikin rumah sekeren imajinasi bisa gagal total karenanya.

2. Kebocoran Setiap Musim Hujan

18091_photo
foto: ippstatic.com

Perangkat rumah tangga seperti panci, ember, dan penggorengan mendadak jadi dewa penyelamat ketika musim hujan. Sebenarnya bukan kontruksi bangunannya yang salah, tapi penggunaan genteng juga jadi faktor yang penting. Biasanya, genteng keramik yang digunakan oleh kebanyakan rumah itu nggak tahan sama perubahan cuaca. Material tanah liat yang digunakan membuat genteng akan mudah rapuh dalam hitungan tahun saja, sehingga kebocoran atap nggak bisa dihindari.

3. Siklus Musim Kucing Kawin

article-1373598-0b7d60ba00000578-785_468x286
foto: dailymail.co.uk

Entah kenapa setiap memasuki musim kawin, kucing-kucing liar suka bergerombol di atas genteng. Ajang perebutan betina itu biasanya berakhir dengan pertengkaran di kalangan pejantan. Efek dari pertengkaran para pejantan dan aksi ‘malu-malu kucing’ si betina ternyata menjadi salah satu faktor rusaknya atap rumah karena genteng keramik yang digunakan akan merosot. Ketika genteng-genteng itu sudah renggang dan nggak berada di posisi yang seharusnya, bisa ditebak setiap hujan rumah yang jadi arena perkawinan kucing-kucing itu bakalan kebocoran jika hujan datang.

Terus gimana dong biar rumah kita nggak mengalami hal-hal di atas? Sebenarnya sih, seperti yang udah saya sebutkan di atas, bukan struktur bangunan yang salah. Bukan pula cuaca dan siklus musim kawin kucing-kucing liar di sekitar rumah. Tapi yang jadi masalah besar adalah pemilihan gentengnya, karena saat ini masih banyak orang yang memilih genteng keramik sebagai penutup atap rumah.

Genteng keramik itu materialnya dibuat dari tanah liat yang dicetak, di-press, dan dibakar. Nggak heran kalo genteng jenis ini gampang pecah mirip celengan yang dibanting ketika kita butuh uang dan nggak tahan lama. Apalagi bobotnya juga terbilang berat lho jadi bisa berbahaya buat konstruksi rumah.

240be-onduline3
Genteng bitumen (foto: Onduline)

Padahal, sekarang ini udah ada genteng bitumen alias genteng aspal. Materialnya memang lebih enteng dari genteng keramik, tapi bukan berarti nggak tahan lama. Berbeda dari genteng keramik yang dibuat dari tanah liat, genteng jenis ini menggunakan bubuk kertas, serat organik, dan resin.

Saking entengnya genteng bitumen, rumah yang dibangun juga nggak butuh biaya produksi yang banyak buat konstruksi rangka yang kuat. Asyiknya lagi, genteng jenis ini punya model dan warna yang variatif, jadi kamu bisa menyesuaikannya sama arsitektur bangunan dan model yang diinginkan.

Di Indonesia, salah satu produsen genteng bitumen yang terbilang ngetop di antaranya Onduline. Di Perancis, merek ini udah eksis sejak tahun 1950 dan dikenal lebih dari 100 negara. Genteng yang dibuat sama perusahaan ini terbuat dari bitumen, serat selulosa dan organik, resin, sama mineral-mineral lainnya yang ramah lingkungan. Jadi, ternyata bukan cuma tubuh kita aja lho yang butuh mineral, genteng juga biar semakin kuat.

Nah, kiprah Onduline ini ternyata nggak cuma jualan genteng aja di Indonesia. Bersama Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh, perusahaan ini udah membantu pembangunan 2.000 unit rumah pasca bencana tsunami yang melanda Aceh pada tahun 2006. Jadi udah kebayang dong, betapa keren dan kuatnya atap rumah-rumah tersebut?

Sebagai standarisasi mutunya yang udah terkenal di dunia, Onduline di Indonesia udah mengantongi sertifikat SNI dengan nomer 7711.1:2012 buat spesifikasi dan metode uji produk lembaran bitumen bergelombang dan tata cara pemasangan lembaran bitumen bergelombang untuk atap.

Jadi, kalo rumah kamu udah dipasang genteng bitumen dari Onduline, nggak perlu mengkhawatirkan hal-hal yang udah disebutkan di atas. Musim hujan dan kucing kawin? Siapa takut?!

*Tulisan ini jadi salah satu Pemenang Karya Pilihan Onduline Writing Competition 20016 (via www.planetmiring.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *