
Entah sejak kapan orang Indonesia sudah mulai doyan makan daging bebek. Padahal sekitar satu dekade yang lalu, belum banyak restoran atau rumah makan yang melirik bebek sebagai hewan yang menggemaskan di atas meja makan (tentunya dalam kondisi matang).
Dari sekian banyak rumah makan spesialis bebek, Bebek Kaleyo bisa dibilang jadi salah satu yang paling menonjol. Bukan cuma dari cabangnya aja yang banyak di Jakarta tapi juga memang rasanya paling pas, terutama buat mereka yang baru pertama kali makan daging bebek.
Sebenarnya cabang yang paling ngetop itu di Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Cuma buat saya yang nggak suka ngantri terlalu lama dan butuh penjinak lapar yang cepat, makanya saya lebih memilih cabang yang ada di Jl. Danau Sunter Utara.
Salah satu faktor kenapa Bebek Kaleyo itu ngetop, bukan lain karena harganya terbilang ramah di kantong. Dengan kocek mulai Rp 20.500 aja, kamu bisa menyantap Paket Hemat yang isinya bebek goreng, lalapan, nasi dan es teh manis.
Suatu kesempatan, saya akhirnya berhasil mencicipi salah satu menu andalan, yakni Bebek Cabe Ijo. Harus diakui, ketika dipasangkan dengan nasi uduk dan lalapan, sensasi rasa bebek yang lembut begitu memanjakan lidah. Sanggup membuat kalap siapa aja yang dalam kondisi lapar maksimal.
Sebenarnya sih gorengan bebeknya sudah pas, di mana racikan bumbunya mampu meredam bau amis. Hanya aja, sambalnya sangat berminyak. Jadi buat saya yang makannya dengan tangan (ya iyalah, masa pakai kaki?), tentu saja sensasi berminyak di sambalnya bukan sesuatu yang menyenangkan. Perlu sedikit usaha buat membersihkan minyak-minyak itu dari tangan.
Bebek Kaleyo memang bukan resto bergenre komedi, karena kamu nggak bakalan bisa menjumpai Sule atau Rina Nose mencuci piring di sana. Tapi soal pelayanan, kelakukan stafnya memang gokil. Buat yang pertama kali datang, mungkin akan beranggapan kalo pelayannya kurang aja dan tidak sopan. Paling tidak butuh waktu 10 menit buat menyadari bahwa sebenarnya kelakukan konyol staf di sana adalah bagian dari SOP.
Coba aja simak pada lembaran menunya, ada sesuatu yang janggal ketika membaca tulisan “jadwal praktek” yang sebenarnya merupakan jam operasional. Bahkan untuk toilet perempuan aja pada petunjuk bertuliskan “bukan pria” hahaha….

Buat saya pribadi sih, Bebek Kaleyo terbilang cukup mewakili selera mereka yang ingin mencoba daging bebek. Selain pelayanannya yang absurd, suasana restonya juga lumayan bersih. Cuma harap bersabar aja ketika berkunjung di jam-jam sibuk seperti jam makan siang, karena pelayanan sedikit lamban dan bikin ngantuk. Jangan lupa, hari Minggu menurut jadwal prakteknya merupakan hari libur buat restoran ini.
Dari sisi pelayanan, bisa dibilang guyonan dari pelayanan mereka bisa menambah selera dalam menyantap daging bebeknya. Ya, mungkin nggak seheboh Komedi Kafe di Plaza Semanggi yang punya banyak pelayan ngondek dan latah, tapi setidaknya bisa menambah suasana tersendiri di dalamnya.
Jadi, kalo ditanya kesannya sih saya berani kasih skor kayak begini:
Lokasi : 6/10
Suasana : 7/10
Rasa : 7/10
Harga : 8/10
Penyajian : 7/10