Begini Serunya Punya Anak Kecil di Rumah

geo

Saya masih jomblo, jadi boro-boro punya anak. Tapi bukan berarti saya kurang kenyang pengalaman merawat anak (tidak secara langsung). Sejak di bangku SMP saya sudah punya keponakan yang sekarang umurnya 18 tahun. Sekarang pun di rumah masih ada balita berusia 2 tahun yang merupakan anak dari adik saya. 

Kalo dihitung-hitung sih, setidaknya sudah ada 5 (dari 11) keponakan yang pernah hidup bersama saya di satu atap rumah. Jadi, saya sudah terbiasa mendengar tangisan bayi, mencium popok bekas e’ek, sampai kena ompolnya.

Salah satu pengalaman tak terlupakan tinggal dengan keponakan, ya apalagi jika bukan di masa ketika mereka masih balita. Saat ini, Geo (begitu nama panggilan keponakan saya) jadi satu-satunya balita yang tinggal di rumah. Meskipun cuma satu-satunya, bukan berarti nggak merepotkan. Ini benar-benar  kayak dejavu, rasa yang sama ketika keponakan-keponakan saya berusia di usia yang sama.

Biasanya, bocah-bocah yang baru bisa berjalan itu rasa ingin tahu dan jiwa berpetulangannya sangat tinggi. Nggak heran mereka nggak takut yang namanya berjalan di sudut-sudut ruangan yang ‘berbahaya’. Efek dari rasa keingintahuannya itu lho yang terkadang bikin satu rumah kebingungan.

Ketika keponakan masuk ke dalam kamar, siap-siap aja barang-barang pribadi diacak-acak. Bahkan mainan dan pajangan kamar jadi sasaran empuk buat dilempar-lempar. Yang bikin heboh, apalagi kalo bukan remote TV yang mendadak hilang entah ke mana. Setelah berhari-hari barulah benda ini ketemu di dalam…KULKAS.

Saya sendiri pernah dibuat kelimpungan ketika kunci motor saya hilang, padahal saya harus segera berangkat ke kantor karena ada meeting. Setelah menggeledah isi rumah, ternyata oh ternyata, kunci itu ada di dalam sepatu saya. Pelakunya, siapa lagi kalo bukan si bocah? ‘Penderitaan’ ini juga belum seberapa karena masih ada handphone yang dibanting dan disembunyikan entah ke mana.

Yang mengherankan, sekalut apapun itu nggak bakalan bisa bikin saya dan keluarga marah. Biasanya setelah benda yang hilang ditemukan, kita ramai-ramai tertawa. Jadi kacamata seorang paman, ternyata punya anak kecil itu memang seru. Setidaknya saya bisa belajar jadi orang tua yang sabar dari sekarang hehehe…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *