Mal yang Mewah Ternyata Lebih Rawan Kejahatan Daripada Pasar yang Becek dan Kumuh

Sekitar awal Juli lalu, timeline di Facebook saya dihebohkan dengan postingan dari Shiraz Erosagon tentang aksi pencurian di mal Grand Indonesia. Postingan ini disertai video yang sepertinya diambil dari CCTV setempat. Asal tau aja, ini bukan yang pertama kali terjadi di mal lho.

Sebenarnya isu pencurian di mal itu udah sering terjadi dan jadi semacam urban legend buat para pengunjung mal ibukota. Yang paling terkenal banget sih aksi sejenis di food court Plaza Senayan. Banyak temen-temen saya yang mengaku temennya atau dia sendiri kehilangan ponsel hingga laptop ketika asyik makan di sana. Saking fenomenalnya, lewat akun resmi Twitter-nya, pihak Plaza Senayan sampai mengeluarkan himbauan seperti ini:

Screen Shot 2016-07-05 at 11.19.28 PM

Para pelaku pencurian ini udah dipastikan profesional dan punya sindikat. Kenapa? Karena hampir semua korbannya nggak menyadari kalo barang berharganya dicuri, padahal posisinya ada di dekatnya. Kalo dari CCTV yang dipublikasikan di berbagai social media, pelaku pencurian dengan modus ini berpenampilan rapih layaknya orang kantoran yang necis. Modusnya sih hampir sama kayak copet-copet di buskota, cuma beda lokasi saja.

Beberapa waktu yang lalu, pas saya meeting di sebuah restoran Jepang di Pasific Place, ada juga seorang pengunjung yang histeris karena laptopnya hilang pas dia lagi asyik makan. Apesnya, posisi dia duduk nggak terjangkau CCTV, jadi nggak bisa diketahui dengan pasti siapa pelakunya.

Selain himbauan berupa tulisan “Jaga Barang Bawaan Anda”, beberapa pengelola mal udah melakukan tindakan preventif dengan mengerahkan anggota sekuritinya di titik-titik yang terbilang rawan. Saya pernah makan di Food Louver Grand Indonesia, tiba-tiba dihampiri sekuritinya. Ternyata dia mengingatkan saya supaya jangan taruh tas di bawah meja.

Awalnya sih saya sempet protes dalam hati “Sampe segitunya Mas parnonya?”. Apalagi saya juga lihat dia memperingatkan beberapa pengunjung lain yang sembarangan taruh tasnya. Usut punya usut, kejadian pencurian kayak gini memang udah banyak makan korban. Makanya saya salut banget deh sama tindakan preventif itu. Cuma namanya juga sumber daya yang terbatas, nggak mungkin mereka bisa memperingatkan semua pengunjungnya satu per satu.

Yang patut diingat, semegah apapun mal yang dikunjungi, belum berarti bebas dari aksi kejahatan yang bisa aja terjadi di lokasi kita duduk, jalan, bahkan di parkiran. Masih ingat kan kasus pembunuhan salah satu pengunjung Pasific Place yang sempat menghebohkan media beberapa tahun silam? Padahal, mal ini terkenal elit dan punya tingkat keamanan yang tinggi lho, tapi tetap aja bisa kecolongan sesadis ini.  Apalagi pelakunya ternyata sekuriti setempat.

Jadi, kalo ada yang beranggapan mal lebih aman dari pasar tradisional itu salah besar. Karena dengan pengunjungnya yang biasanya berdompet tebal, bawa barang mewah, dan cenderung lengah, modus kejahatan yang biasanya terjadi di pasar-pasar bisa jadi berpindah ke sini.

Pelaku pencurian di mal  juga terbilang nekat lho. Simak aja nih salah satu aksi pencurian di antrian Yoshinoya di Puri Indah Mall yang dilakukan di depan kasir yang sibuk melayani pembelinya alias korban. Padahal, si korban nggak sendirian.

https://www.youtube.com/watch?v=scaeBvVaPnU&w=560&h=315

Yang nggak kalah nyebelinnya, ada juga nih aksi pencurian yang katanya terjadi di Mall Lippo Karawaci, di saat korbannya lagi asyik makan:

Dari sisi resiko, mencuri di pasar tradisional itu lebih mematikan karena kalo kegep bisa digebukin sama pengunjung lainnya sampai modar. Sementara di mal, palingan digebukin sama sekuritinya aja, karena pengunjungnya lebih jaim dan “terdidik”. So, waspadalah! Waspadalah!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *